Pendidikan Anak pada Usia Dini (PAUD) dinilai masih belum mendapat perhatian serius baik dari masyarakat maupun dari pemerintah.Minimnya kesadaran dan kemampuan menyelenggarakan PAUD ini mengakibatkan jumlah anak yang memperoleh pendidikan dini rendah.
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah
dan Pemuda Depdiknas PAUD, menurutnya, memiliki peranan yang sangat penting karena pada usia 0-6 tahun merupakan masa yang sangat penting bagi pembentukan kemampuan anak (golden age).
Saat ini, baru sekitar 28 persen anak usia dini yang terlayani pendidikannya. Rasio layanan lembaga pendidikan anak usia dini terhadap anak yang dilayani pun masih memprihatinkan, yaitu 1:86.
Rendahnya perhatian tentang pentingnya PAUD itu, menurut Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Depdiknas disebabkan karena PAUD di Indonesia masih tergolong hal baru, belum banyak dipahami, dan dirasa terlalu mahal bagi sebagian besar orang.Biaya untuk memasukkan anak ke Taman Bermain (play group), misalnya,rata-rata mencapai jutaan rupiah.
Sementara, perhatian pemerintah terhadap PAUD juga masih terbilang rendah, karena pemerintah masih lebih memusatkan perhatian pada program pemerataan pendidikan dasar untuk anak berusia 7 – 15 tahun.Dari sekitar 5.000 lembaga pendidikan PAUD yang ada saat ini,seperti Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Bina Keluarga Balita,atau Taman Penitipan Anak, hampir seluruhnya dikelola dan dibiayai oleh masyarakat sendiri. Pemerintah hanya menyediakan sebagian kecil.
”Dari sekitar 5.000 lembaga PAUD, yang dimiliki oleh pemerintah kurang dari 300 unit. Selebihnya milik masyarakat,”
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah
dan Pemuda Depdiknas PAUD, menurutnya, memiliki peranan yang sangat penting karena pada usia 0-6 tahun merupakan masa yang sangat penting bagi pembentukan kemampuan anak (golden age).
Saat ini, baru sekitar 28 persen anak usia dini yang terlayani pendidikannya. Rasio layanan lembaga pendidikan anak usia dini terhadap anak yang dilayani pun masih memprihatinkan, yaitu 1:86.
Rendahnya perhatian tentang pentingnya PAUD itu, menurut Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Depdiknas disebabkan karena PAUD di Indonesia masih tergolong hal baru, belum banyak dipahami, dan dirasa terlalu mahal bagi sebagian besar orang.Biaya untuk memasukkan anak ke Taman Bermain (play group), misalnya,rata-rata mencapai jutaan rupiah.
Sementara, perhatian pemerintah terhadap PAUD juga masih terbilang rendah, karena pemerintah masih lebih memusatkan perhatian pada program pemerataan pendidikan dasar untuk anak berusia 7 – 15 tahun.Dari sekitar 5.000 lembaga pendidikan PAUD yang ada saat ini,seperti Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Bina Keluarga Balita,atau Taman Penitipan Anak, hampir seluruhnya dikelola dan dibiayai oleh masyarakat sendiri. Pemerintah hanya menyediakan sebagian kecil.
”Dari sekitar 5.000 lembaga PAUD, yang dimiliki oleh pemerintah kurang dari 300 unit. Selebihnya milik masyarakat,”
0 komentar:
Posting Komentar